Timnas Indonesia Belajar Dari Kemenangan Atas Brunei

Tim nasional Indonesia memulai perjuangannya di Aceh World Solidarity Cup dengan kemenangan meyakinkan 4-0 atas Brunei Darussalam, Sabtu (2/11) malam. Pelatih kepala Luis Milla Aspas mengungkapkan kemenangan ini modal penting bagi pembelajaran tim asuhannya, terutama saat pemain menghadapi situasi lapangan becek akibat hujan deras yang mengguyur Stadion Harapan Bangsa.

“Kunci kemenangan kami adalah saat tim memulai pertandingan dengan baik, 30 menit pertama jadi kunci dimana air belum menggenang (di lapangan pertandingan). Dan saat air banyak, kita juga bisa menjaga fokus hingga 30 menit kedua. Secara garis besar saya puas dengan tim hari ini dapat kemenangan berharga, tapi saya tetap ingin mencari bentuk terbaik dari tim,” ungkap Milla pada jumpa pers pasca pertandingan.

Gol pertama dan kedua Indonesia tercipta setengah jam usia pertandingan, dimana gol Hansamu Yama dicetak pada menit 17, dan gol cantik dari tendangan bebas Septian David Maulana dicatatkan pada menit 25.

“Bisa kita ingat melawan Thailand U-23 (di kualifikasi Piala Asia U-23, 23 Juli 2017) dimana lapangan seperti ini, dimana banyak hujan dan genangan. Lapangan seperti ini bisa jadi opsi dan kemungkinan yang akan terjadi Asian Games nanti. Tapi saya lihat mereka mau berkompetisi, mereka mau menang dan berjuang. itu yang saya mau lihat dari tim di Asian Games nanti," ungkap Milla.

Namun Milla, juga menekankan kepada pemainnya untuk dapat bermain dengan harmoni yang lebih terjaga.

“Sampai sekarang kita masih kreasikan cara bermain yg paling sesuai untuk tim, dan komposisi yang lebih progresif. Dua gol dari dua bek kita ini juga bukan kebetulan, tapi sudah kita latih berulang-ulang. Bukan cuma kedua bek yang cetak gol, tapi saya senang semua pemain bisa mengaplikasikan apa yang saya inginkan," ujar Milla.

Selanjutnya, Luis Milla juga mengungkap akan menampilkan strategi yang berbeda melawan tim asal asia timur Mongolia yang pada laga pertama harus takluk 0-3 dari Kyrgyztan di tempat yang sama.


“Pendekatan kami di turnamen ini ialah satu per satu pertandingan, setelah ini kami akan fokus dengan Mongolia. kita ingin mengambil opsi serangan pertama dan kreatif di lapangan tengah. dan filosifi menyerang ala kami. Dan kita tahu secara fisik mongolia lebih baik dari Brunei, tapi kita akan kreasikan apa yang saya inginkan nanti”.

Melawan Mongolia, Luis Milla juga ingin melihat adaptasi dan kekompakan antara satu pemain dengan pemain lainnya dalam tim.

“Kita tahu Mongolia bermain keras, maka pendekatannya akan berbeda dibanding lawan Brunei. Di turnamen ini kita juga akan menganalisis bagaimana kalau pemain A dipasangkan dengan pemain B, dan bagaimana pengaruhnya untuk tim, satu dan lainnya akan seperti apa. Kita akan analisa semuanya,” tutup eks pemain Valencia, Barcelona, dan Real Madrid ini.